Selasa, 17 September 2019

Ragam-Ragam Cara Pengajaran


 

Sesudah kita telaah beraneka prinsip cara pengajaran yang hal yang demikian pada artikel sebelumnya,  bisa ditarik benang merahnya bahwa dari prinsip-prinsip itulah sesungguhnya sudah lahir beraneka variasi cara pengajaran. Cara-cara hal yang demikian sama sekali tak bertentangan dengan cara-cara modern yang dibuat oleh para spesialis pengajaran ketika ini.
Ragam-variasi cara bisa diperhatikan dari dua sisi, adalah cara dari sisi internal materi dan cara dari sisi eksternal materi.
a.    Cara Internal Materi
Metode ditujukan disini merupakan metode penyampaian bahan materi pembelajaran yang tepat sasaran supaya pesat dipahami oleh peserta ajar. Jadi spot tekan cara ini merupakan pemahaman materi pengajaran yang mencakup teks maupun non-teks. Di antara cara-cara hal yang demikian merupakan:
1.    Cara Induktif
Cara ini bertujuan untuk memberi tuntunan peserta ajar untuk mengenal fakta-fakta dan undang-undang-undang-undang awam via jalan pengambilan simpulan atau induksi. Dalam menjalankan cara ini pengajar hendaknya mengawali dari komponen-komponen yang kecil untuk hingga pada undang-undang awam, pengajar memberi teladan detil yang kecil, kemudian mencoba memandingkan dan menetapkan sifat-sifat kesamaan untuk mengambil simpulan dan membikin dasar awam yang berlaku kepada komponen-komponen dan teladan-teladan yang telah diberi ataupun yang belum diberi.
2.    Cara Deduktif
Cara ini ialah kebalikan dari cara induktif, dimana perpindahan berdasarkan cara ini dari yang awam terhadap yang khusus, jadi cara ini betul-betul pantas jika diaplikasikan pada pendidikan sains, dan pembelajaran yang mengandung perinsip-perinsip, undang-undang-undang-undang, dan fakta-fakta awam yang dibawahnya mengandung dilema-dilema cabang. Cara ini sebagai komplemen dari cara induktif, karenanya sebaiknya seorang guru menggabungkan diantara dua cara hal yang demikian.
Cara ini juga sudah diaplikasikan oleh para tokoh pengajaran Islam sebelumnya dalam perbincangan dan pembuktian kebenaran pikiran dan kepercayaan kepada karya-karya mereka, lebih-lebih saat mereka mengaitkan dengan ilmu nalar.
3.    Cara Dialog (Metode)
Cara ini lazimnya dikemas dalam tanya jawab, hal ini ditujukan supaya peserta ajar bisa memahami materi secara lebih mendalam. Cara ini terdapat dalam Al Qur`an surat Al Ankabut ayat 46: “Dan janganlah kau berpolemik denganAhli kitab, tetapi dengan metode yang paling bagus, selain dengan orang-orang zalim di antara mereka[1154], dan Katakanlah: “Kami Ilahi beriman terhadap (kitab-kitab) yang diwariskan terhadap kami dan yang diwariskan kepadamu; Cuma kami dan Tuhanmu merupakan satu; dan kami Metode terhadap-Nya berserah diri”.
Dari ayat diatas bisa ditunjukkan bahwa pembicaraan atau dialog semestinya dijalankan dengan metode yang bagus. Sistem yang bagus ini perlu dirumuskan lebih lanjut, sehingga timbullah moral berbicara, seumpama tak memonopoli diskusi, saling menghargai anggapan orang lain, kedewasaan pikiran dan emosionil, berpandangan luas dan sebagainya.[1]
b.    Cara Eksternal Materi
Karenanya pengerjaan pengajaran tentunya tak cukup cuma pada pemahaman materi saja, tetapi yang lebih-lebih dan yang menjadi esensi dari progres pengajaran hal yang demikian merupakan pendemonstrasian dan transformasi pada kehidupan nyata. Metode hal ini yang kami ucap dengan sisi eksternal materi yang betul-betul urgen dalam pemilihan cara penyampaiannya.
Dibawah ini merupakan cara yang perlu dilihat demi terwujudnya esensialitas pengajaran:
1.    Cara Metode
Keteladanan ialah bahan utama dalam pengajaran, sebab mengajar bukan sebatas penyampaian materi saja, tetapi membangun karakter dalam tiap-tiap jiwa peserta ajar, oleh sebab itu pengajar memiliki tanggung jawab yang tinggi kepada peserta ajar mengenai tingkah laku dan perbuatannya yang bisa diwujudkan teladan dan di ikutinya.
2.    Cara Cerita
Cara cerita atau kisah dianggap tepat sasaran dan memiliki energi tarik yang kuat layak dengan sifat alamiah manusia yang menyukai cerita, oleh sebab itu Islam mengeksplorasikan cerita menjadi salah-satu tehnik dalam pengajaran
3.    Cara Pembiasaan
Metode pembiasaan sebagai sebuah cara pengajaran memang betul-betul pas, dalam pembiasaan peserta ajar tak dituntut secara serta merta merajai sebuah materi dan menjalankannya, memang dalam pemahaman betul-betul mudah tetapi dalam pengamalan yang agak susah untuk terealisasikan, karenanya dari itu diperlukan sebuah pengerjaan dalam menempuhnya, adalah, via pembisaan.
Disamping variasi-variasi cara diatas, cara pengajaran juga bisa digolongkan menjadi 3 variasi diperhatikan dari sudut pandang keharusan dan kegunaannya bagi pengajar, adalah: pertama, cara yang awam (secara tradisional) dibatasi oleh seluruh pengajar; kedua cara yang secara khusus dipelajari oleh pengajar; dan yang ketiga, cara yang khusus diaplikasikan untuk mengukur progres program pengajaran.[2]
Ø Cara yang Metode
Cara ini telah diketahui dan dibatasi oleh seluruh pengajar via pengalaman dan telah diaplikasikan tanpa ada pengajaran atau diklat khusus. Cara ini meliputi latihan dan mengikuti, adalah, melatih si kecil ajar merajai tujuan tertentu dengan disertai peniruan. Dalam cara ini pengajar telah menguasi materi yang akan dikenalkan pada peserta ajar dan telah dipraktekkan sendiri
Cara ini diaplikasikan dalam pengajaran di keluarga, lingkungan tetangga, dan juga disekolah dalam rangka penyusunan tradisi, pola tingkah laku, keterampilan, sikap, dan keyakinan.
Ø Cara yang secara Pengajar Dipelajari oleh Ia
Ia semestinya memiliki kematangan dalam cara-cara. Diterapkan semestinya merajai ilmu pendidikan untuk merajai cara-cara mendidik seperti pidato, pembicaraan, bermain peran dan sebagainya.
Seorang pengajar tak serta-merta dapat mentransformasikan materi pengajaran dengan bagus tanpa merajai cara-cara khusus, dan ia tak akan dapat merajai cara hal yang demikian tanpa adanya spesialisasi sebuah disiplin ilmu, seperti wawancara, studi kasus, dan amati yang semestinya dipelajari oleh calon konselor sebagai pengarahan dan konseling.
Ø Cara yang Pengajar Pendidikan untuk  Karenanya Program Pengajaran
Pada lazimnya cara ini disebut dengan cara penelitian pengajaran, jadi cara ini diaplikasikan dalam rangka pengembangan dan kemajauan pengajaran, antara lain dari cara ini merupakan survei, eksperimen yang menerapkan alat ukur seperti percobaan, wawancara, amati, dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar